Saya merekomendasikan Anda untuk membaca tulisan saya tentang bisnis online dan definisi paling sederhana, di sini. Atau, Anda juga bisa mengabaikannya 😀
Alhamdulillah, saya sangat mencintai pekerjaan saya. Pekerjaan yang sama sekali berbeda dengan konsentrasi pendidikan saya di kampus. Saya tidak berbicara hasil. Hasil itu sangat relatif. Tetapi, nikmat yang paling saya rasakan adalah, bisnis online bisa menambah waktu saya dengan anak-istri saya. Serius.
Dari sini, ada beberapa teman yang ingin belajar dan memulai bisnis online seperti yang saya lakukan. Mulai teman satu SMA dulu, teman seangkatan kuliah, hingga kakak tingkat. Jujur, saya sendiri sebetulnya sedang belajar. Sangat jauh. Jauh sekali. Saya butuh banyak belajar karena memang latar belakang saya sama sekali tidak ada kait-pautnya dengan bisnis ini.
Persepsi pertama yang (sering) keliru
Dari beberapa kali saya sharing dengan teman saya, hampir 85% saat kali pertama kali terjun di dunia online adalah dengan mengusung spirit segera mendapatkan profit yang sebanyak-banyaknya. Persis dengan tahun 2009 saat saya ngiler melihat penghasilan teman dari Google Adsense.
Tidak salah, memang. Tetapi saran saya, persepsi ini perlu dimodifikasi. Bisnis online tidak melulu butuh koneksi internet kemudian kita mendapat uang tanpa melakukan satu aktivitas yang layak mendapatkan profit.
Salah besar, jika Anda masih memiliki persepsi bisnis online bisa dikerjakan selama 2 jam dalam sehari. Jangan kira para mastah tidak pernah memikirkan bagaimana strategi pemasaran produk yang paling efektif, bagaimana cara membuat copy writing yang menggigit, bagaimana menemukan formula iklan yang pas, termasuk bagaimana meramu winning campaign.
Oh, ini adalah ritus para pelaku bisnis online hampir setiap hari. Pengalaman saya bertemu dengan orang-orang yang hebat di bidangnya juga tidak pernah ada yang instant. Termasuk yang memiliki in-house team, mereka juga butuh bagaimana cara membuat tim-nya bekerja dengan cekatan.
Mungkin, bisnis online itu mudah dan bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat secara instant itu hanya ramuan iklan belaka. Kenyataanya, semua bisnis butuh persiapan yang benar-benar matang. Kuda-kuda harus kuat, supaya tidak tergelincir di tengah jalan.
Kenali jenis bisnis online
Lantas, bagaimana cara jika ingin menekuni bisnis online?
Saya secara personal menyarankan untuk mengenali jenis bisnis online dulu. Jangan manja, manfaatkan google untuk mencari tahu medan yang ingin Anda “sentuh.” Baca artikel tentang peluang bisnis online di forum-forum. Anda bisa belajar di ads.id, jisportal.com, maupun kaskus.co.id di sub forum tentang bisnis online.
Perlu Anda tahu, ini adalah proses yang sangat menjenuhkan. Mengenali satu persatu jenis bisnis online sama jenuhnya dengan mengirimkan lamaran pekerjaan ke perusahaan-perusahaan offline saat mencari kerja. Jika pada tahapan ini Anda sudah malas, itu artinya Anda memang belum tertarik di bisnis online.
Proses yang menjenuhkan ini pada giliran berikutnya memberikan efek “hati-hati” dan “bisnis online mana yang cocok dengan Anda.” So, pertanyaan yang betul saat Anda bertanya kepada salah satu pelaku bisnis online bukan lagi “ajari aku bisnis online dung!” melainkan “bagaimana sih cara memulai jenis bisnis online ini…”
Sebagaimana tulisan saya di sini, saya memberikan ilustrasi bisnis online itu seperti petani. Ada petani jagung, petani lombok, dan petani tembakau. Di bisnis online, ada affiliate marketing, email marketing, online shop, product creator, CPA, publisher Google Adsense, supplier online, reseller, dan yang lain.
Jika disederhanakan, pertanyaan “ajari aku bisnis online dung!” itu sama seperti pertanyaan “ajari aku jadi petani dung!”
Saya kira kita bakal sepakat, jika ada pertanyaan seperti itu jawabannya adalah “kamu mau jadi petani apa?”
Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang betapa bisnis online bukanlah hal yang sepele, sederhana, dan bahkan bisa di-side job-kan. Serius.
Jika Anda masih berpikir bisnis online adalah pekerjaan sampingan, maka jangan heran jika penghasilan Anda dari bisnis ini juga “sampingan.” Tidak sebanyak penghasilan utama. Wallahu’alam… [*][related_post themes=”flat”]
Jangan Serakah | Berbagi Pengalaman Bisnis Online
May 19, 2015[…] siapapun. Saya sendiri sedang belajar menulis sejak 2006. Walaupun 30 lebih tulisan saya di media massa, bukan berarti saya pandai menulis. Jauh. Jauh sekali, saya masih iri hati dengan para kolumnis […]