” . . . tengah musim 2008″
Musim liburan sekolah sudah tiba. Para pelajar pun tak sabar untuk mewujudkan kegiatan yang sebelumnya telah direncanakan dengan bulat. Beberapa rencana matang di antaranya adalah kegiatan karyawisata menuju tempat-tempat yang dianggap berpotensi akan sebuah pengetahuan anyar.
Demikian halnya dengan apa yang diprogramkan oleh TK Dharma Wanita Karang Dieng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Tempat wisata yang tak lain memuat miniatur Jawa Timur dan beragam mainan anak kecil dan dewasa ini, Jatim Park, adalah tempat tujuannya.
Hal ini dilakukan tidak sekadar rekreasi sekolah belaka. Akan tetapi, karyawisata yang dimaksud adalah rekreasi yang dibungkus dengan sebuah kegiatan yang sifatnya mendidik. Namun, refresing dan rekreasi melepas peluh sehabis ujian itu tak tercapai dengan baik, malah sebaliknya, kendaraan yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan terbakar di Kota Batu pada Senin, 9 Juni kemarin.
Kejadian yang sama juga pernah terjadi di Kabupaten Jember. Tepatnya bulan Juli, 2002. Tidak jauh berbeda, bus Damri yang akan membawa rombongan siswa-siswi TK Theo Broma milik PTPN XII dan dewasa masuk sungai di Dusun Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Jember. Awalnya, mereka akan melakukan rekreasi ke pantai Pasir Putih di Tandjung Papuma.
Kegiatan karyawisata ini pada dasarnya adalah sebuah kegiatan yang dimimpikan para pelajar. Sebab, selain berfungsi sebagai kegiatan yang mendidik, pelajar juga bisa melakukan proses rekreasi guna merenggangkan saraf otak yang tegang lantaran kenyang mengonsumsi pelajaran selama satu semester.
Kegiatan karyawisata ini sejatinya membutuhkan seribu persiapan yang tidak sembrono. Mulai dari konsep yang matang hingga pelaksanaan teknis akomodasi di lapangan. Oleh karena itu, bagi para pelajar yang ingin melakukan kegiatan karyawisata serupa apa yang dilakukan TK Dharma Wanitan dan TK Theo Broma tidak perlu takut dan khawatir. Jika konsep dan persiapan teknis dilakukan dengan cermat kecelakaan dapat direduksi dan diantisipasi.
Mari cermati kejadian berikut: kecelakaan yang terjadi, baik TK Dharma Wanita dan TK Theo Broma, diakibatkan karena rem blong dan kapasitas penumpang yang di luar batas kewajaran. Jika hal ini dapat dikondisikan dengan baik sebelumnya, maka kecelakaan yang merenggut nyawa ini tidak perlu terjadi.
Jika kejadian ini tetap menjadi sebuah phobia tidak ada salahnya jika pihak sekolah melakukan sebuah kegiatan lain untuk mengisi ruang kosong di hari libur. Toh wisata sebenarnya juga bisa dilakukan di sekitar lingkungan sekolah, tidak harus ke luar wilayah, bahkan ke luar kota.
Wisata kemah, misalnya. Hal ini bisa menjadi alternatif menggantikan peran karyawisata. Selain itu, untuk menambah wawasan pelajar akan pengetahuan, kegiatan kemah kampus, pabrik, budaya, sejarah, dan parlemen akan lebih menarik jika dikemas sedemikian rupa.
Kegiatan ini dinilai lebih bermanfaat. Bagaimana tidak, berkemah akan melatih kemandirian siswa dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Selain itu, kegiatan ini lebih hemat biaya karena tidak merogoh kocek dalam-dalam. Dan, tidak ada risiko besar di jalan.(*)